Minggu, 16 Oktober 2016

IDE TERCIPTANYA RUMAH POHON

Berasal dari kegelisahan dan disebabkan akibat rusaknya sebahagian besar mental masyarakat Indonesia pada umumnya dan ketidak adilan yang merata disetiap daerah di Negeri ini, terutama dalam hal pendidikan dan ketidak pedulian terhadap lingkungan hidup dan kurangnya pemahaman terhadap seni ditengah-tengah masyarakat.
Kebodohan dimana-mana yang menyebabkan hilangnya nilai-nilai kemanusiaan sekaligus hal tersebut yang berperan besar mengikis adat istiadat dan budaya.
Dari keadaan ini menjadikan sebahagian besar masyarakat kita Indonesia menjadi lebih mementingkan dirinya sendiri dibanding menjunjung tinggi sistem gotongroyong yang sudah membudaya pada bangsa kita sejak lama dan kini semakin hilang.
Lalu dengan kasat mata kita sudah melihat bukti miris akibat kurangnya pendidikan dan rusaknya mental dari generasi-kegenerasi dan ini beberapa contoh sikap tersebut adalah: membuang sampah dengan sembarangan, menebang pohon demi keuntungan pribadi, megabaikan pendidikan masyarakat agar tetap bisa dibodohi dan hal yang patut di tambahkan di sini mengenai layaknya pribahasa yang berbunyi: hendaklah ucapanmu sesuai dengan perbuatanmu dan hal ini sangat terlihat jelas dihadapan kita semua namun tak dihiraukan, kejadian ini terpahat jelas pada penyandang nama pecinta alam yang terbukti banyak diantara mereka yang belum memahami judul yang mereka semat dalam sumpah kode etik pecinta alam.
Lalu di sisi yang berpendidikan banyak diantaranya menjadikan ilmu sebagai asessioris mempercantik diri sendiri atau dengan ilmu yang mereka punya sebahagian lagi mengikat sahabat demi martabat. Di bagian ini kita banyak yang sudah kehilangan rasa untuk sesama.
Jadi dari fenomena kerusakan sistem prilaku manusia pada Zaman ini, maka hendaklah kita mulai berbenah dengan cara merevolusi nasional mental dalam sikap pembelajaran dari hari-kehari agar bisa menjadi lebih baik.
Berdasarkan dari banyak hal yang dilihat sertapula yang dirasakan maka munculah ide untuk membuat suatu wadah yang kita sebut Rumah Pohon, dimana tempat ini bertujuan adalah lebih kepada Wisata pendidikan, terutama untuk mengenal bahasa asing yakni bahasa inggris yang menjadi ibu bahasa didunia atau yang kita kenal sebagai bahasa internasional. Bahasa inggris kedepannya sangat kita butuhkan sebab itu kita mengutamakan bahasa ini untuk dipelajari oleh khalayak umum, gunanya adalah agar mempermudah kita untuk berkomunikasi dan memperkenalkan apa yang kita miliki dan terlebih-lebih memahami tujuan dan niat mereka agar kita tidak tersesat dimasa mendatang dalam menyambut kedatangan Masayarakat Ekonomi Asean yang di singkat dengan (MEA), atau yang tidak kalah pentingnya lagi adalah mempersiapkan diri terutama mental untuk berhadapan dengan masa Perdagangan Bebas, yang dimana masa ini pemerintah tidak melakukan diskriminasi terhadap impor atau ekspor. Perdagangan bebas dicontohkan oleh area ekonomi Eropa/Uni Eropa dan perjanjian perdagangan bebas Amerika yang telah mendirikan pasar terbuka dengan sangat sedikit pembatasan perdagangan. Sebagian besar Negara-Negara saat ini adalah anggota dari perjanjian perdagangan multilatererial Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Yang dimana dimasa ini tenaga asing atau orang asing akan bebas keluar masuk ke Indonesia, maka sebab itu kita sudah selayaknya mengenal bahasa inggris sebagai alat berkomunikasi untuk bisa menghadapinya.
Dan pendidikan kedua yang kita terapkan diproject Rumah pohon ini adalah mengenai kreatifitas, dimana kita semua tentu sudah memahami bagaimana mahalnya sebuah kereasi yang dicipta dari ide menjadi karya dan disini kita mulai mencoba memperkenalkan Recycle Creative atau yang lebih akrab kita menyebutnya dengan mengkrasikan barang yang sudah tidak layak pakai/barang bekas, menjadi sesuatu yang lebih baik dan bernilai seni. Selain berkreasi kita juga setidaknya sudah turut membantu menjaga lingkungan agar terbebas dari dampak sampah dan kerusakan.
Ketiga dari beberapa kegiatan yang kita lakukan adalah tidak kalah sangat pentingnya dengan yang sebelumnya, yakni mengenai Organic Farming (Menanam Tanpa Pestisida). Tentu semua kita mengenal pestisida yang mengandung zat kimia dan zat tersebut apabila kita semprotkan ketanaman maka akan mengendap dan tidak akan bisa dihilangkan baik dari tanah ataupun tanaman yang terkena.
Apabila mengendap didalam tanah maka akan berpotensi menghilangkan zat humus dan meningkatkan Zat asam pada tanah berlahan-lahan sehingga bila ditanami tidak akan subur atau tumbuh dengan baik kembali bahkan berpotisi tidak akan bisa ditumbuhi apapun bila ditanamai akibat endapan kimia yang sudah merusak unsur humus daripada tanah tersebut dan bayangkan jika zat tersebut sudah mengendap pada sayur atau buah yang kita makan maka besar kemungkinan dengan berlahan kita akan mudah kehilangan imun/daya tahan tubuh bahkan zat tersebut mampu mempersingkat umur kehidupan kita semua.
Bila kita kembali kemasa lalu, mengingat Negara kita adalah Negara yang subur dimana nenek moyang kita mampu menanam tanpa menggunakan pestisida dimasanya dan mereka berhasil dengan baik lalu hidup dengan sehat dan panjang umur, lalu itu sangat bertolak belakang dengan generasinya seperti sekarang yang kita semua rasakan ini tersebut.
Maka sudah semestinya kita mulailah kembali kepada sistem terobosan yang sudah pernah berhasil dilakukan oleh pendahulu-pendahulu kita, jangan kita terus berdiam diri dan merelakan kita semua diperdaya oleh sang pencipta pestisida yakni MONSANTO. Yang sudah memanipolitik pangan menjadi ajang bisnis berkedok baik sementara.
Lalu berikutnya mengikuti semua kegiatan yang kita lakukan disini tidak terlepas dari pendidikian dan pula berkesenian, baik itu melukis dengan menggunakan kopi sisa-sisa yang sudah diminum, photografhy, membangun dengan menggunakan barang bekas yang tentunya non organic ataupun menghijaukan kembali yang lebih dikenal dengan sebutan Reboisasi dan sebagainya dan inilah tujuan utama mengapa kami menciptakan wadah seperti Rumah Pohon untuk kita semua bisa berbuat sesuatu bersama sama demi mewujudkan hal yang positif dan lebih baik tentunya.
Dimana project Rumah pohon ini tersebut, sebelum dibangun di: Jln.Poros Maipi Desa Kamiri,Baloli atau yang lebih di kenal dengan sebutan Balebo, Masamba Luwu Utara Sulawesi Selatan, Sudah ada dibeberapa daerah lain di Indonesia seperti: Kerinci,Mentawai,Palu Sulawesi Tengah, Sampit, Puncak Jaya, Kutabuluh Simole Kabupaten Karo Sumatera Utara, Belambangan Umpu Lampung, Bande Alit Jember Jawa Timur, Almahera Utara dan Bali.
Kegiatan ini berdiri atas inisiatif sendiri tanpa bantuan dari pihak manapun apalagi didanai oleh seorang seponsor terkeculai bantuan dari pemuda daerah tempat dimana project rumah pohon ini tersebut sedang dibangun dan bukan berarti kegiatan ini menutup diri dari pemerintahan atau siapapun mereka yang memang bertujuan untuk membangun manusia dan daerahnya agar bisa lebih baik dan lebih berkembang lagi, maka kami sangat menerima dengan senang hati serta syukur sebab masih ada yang mau peduli tentang hal perbaikan.


EDIYANTA SINUAJI

0 komentar:

Posting Komentar